Makanan Juga Membentuk Perilaku, Suasana Hati dan Struktur Keperibadian

MANUSIA meskipun tergolong omnivor (pemakan segalanya), bagi orang yang beriman tidak semua makanan diperkenankan untuk dimakan. Ilmuan muslim abad pertengahan Al-Harali telah memberikan kenyataan bahawa makanan boleh mempengaruhi mental manusia. Makanan dan minuman haram dalam Al-Quran diistilahkan dengan rijs. Kata rijs diertikan sebagai keburukan budi pekerti atau keruntuhan mentan:

“….. kecuali kalau makanan itu bangkai atau darah yang mengalir, atau daging babi kerana sesungguhnya semua itu kotor (rijsun).” (Al-An’am: 145)

Karakter orang yang beriman dalam soal makan laksana lebah apabila memakan sesuatu makanan. Diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA: “Perumpamaan orang yang beriman adalah laksana lebah. Bila ia makan makanan yang baik; dan bila jatuh, maka ia jatuh atas yang baik.” Lebah hanya makan makanan yang terbaik, yakni saripati bunga (nektar), dan ia hanya mengeluarkan hasil yang terbaik, yakni madu, yang sangat bermanfaat bagi kehidupan. Beberapa karakter terpuji yang lain dari lebah masih terkait dengan cara makannya yang sangat selektif. Lebah ialah serangga pekerja keras, tertib hukum (konstitusional), profesional (masing-masing memiliki tugas pakar), pembela kehormatan diri, dan merupakan sejenis haiwan yang tidak menganut seks bebas (ratu lebah sangat pemalu). Demikian seharusnya pendapat atau perumpamaan seseorang yang beriman. Nabi SAW menyampaikan, salah satu bukti kebenaran keimanan seseorang ialah ketika tidak ada kerosakan yang ditimbulkan oleh lisan dan tangannya terhadap orang lain. Dan sebaik-baik manusia, kata Nabi SAW adalah:

“Orang yang paling banyak memberikan kemanfaatan kepada orang lain.” (HR. Bukhari)

Sebaliknya, makanan yang haram, baik secara substansi mahupun cara memperolehinya, akan menumbuhkan perilaku yang buruk dan merosak, bagi diri sendiri dan keluarga, baik di dunia mahupun di akhirat. Rasulullah SAW mengatakan:

“Setiap daging yang tumbuh dari barang yang haram, maka neraka lebih utama baginya.” (HR. Imam Tabrani)

Para ulama memaknai hadis tersebut bahawa makanan yang haram itu akan mendorong seseorang berperilaku jahat, yang menyebabkan kecelakaan dan kesengsaraan abadi di akhirat nanti.

Allah SWT berfirmanL “….. Dan orang-orang kafir itu bersenang lenang (di dunia) dan mereka makan seperti makanannya binatang-binatang. Dan mereka adalah tempat tinggal mereka.” (Muhammad: 12)

Makanan yang haram akan menumbuhkan perilaku yang buruk dan merosak.

Makanan KesihatanMotivasi