Sesungguhnya pohon kurma termasuk pohon yang bermanfaat bagi manusia untuk memenuhi banyak keperluan mereka, terutama sekali di jazirah Arab yang keadaan kehidupannya masih sederhana.
Tanah mereka hanya memiliki sedikit tumbuhan, kerana memang terdiri dari padang pasir dan hanya sedikit sumber air. Meski demikian, ternyata tanah Arab menyimpan paling banyak pohon kurma. Padahal pohon kurma adalah kemudahan terbaik bagi para penduduk jazirah Arab sebagai perbekalan mereka untuk memenuhi keperluan sehari-harian.
Ini kerana jenis pohon yang satu ini memang memiliki berbagai sifat yang sesuai dengan linkungannya. Buahnya boleh menjadi makanan sekaligus ubat. Batangnya sangat kukuh dan mengandungi banyak khasiat. Segala bahagian yang ada pada pohon ini juga memiliki banyak manfaat dan keberkatan.
Nama pohon kurma itu disebutkan dalam kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW dalam konteks sebagai sesuatu yang dipuji dan diberi sanjungan.
Allah berfirman:
“Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun.” (Qaf [50] : 10)
Allah juga berfirman:
“Dan tanam-tanaman dan pohon-pohon kurma yang mayangnya lembut.” (Asy-Syu’ara [26] : 148)
Kemudian Allah berfirman, untuk menunjukkan kurnia-Nya kepada para hamba-Nya, dengan pohon kurma:
“Kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya. Lalu kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma.” (Abasa : 26-29)
Allah juga menyebutkan bahawa pohon kurma termasuk buah-buahan syurga. Allah berfirman:
“Di dalam kedua-duanya ada (jenis-jenis) buah-buahan dan kurma serta delima.” (Ar-Rahman : 68)
Di dalam As-Sunnah, terdapat banyak hadis mulia yang membicarakan tentang buah kurma, sehingga membuatkan keutamaan pohon dan buah kurma tersebut. Di antaranya adalah sebagai berikut:
Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, bahawa dia berkata yang Rasulullah SAW bersabda:
“Di antara jenis pepohon terdapat sebuah pohon yang daunnya tidak pernah gugur. Itu adalah perumpamaan bagi seorang muslim. Dapatkah kalian menyebutkan, pohon apakah itu?” Para sahabat segera membayangkan berbagai jenis pohon di dusun-dusun terpencil. Abdullah (bin Umar) berkata, ‘Dalam hati aku mengatakan, tentu itu adalah pohon kurma. Namun aku malu untuk mengatakannya.”
Kemudian mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah SAW, katakanlah kepada kami, pohon apakah itu?’ Baginda menjawab, ‘Pohon kurma’.
Masih daripada Ibnu Umar diriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda:
“Ada sejenis pohon yang berkatnya seperti berkat seorang muslim (yakni pohon kurma).”
Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah bahawa Nabi pada hari Jumaat, biasa berdiri menghadap ke sebuah pohon, atau ke sebuah pohon kurma. Salah seorang wanita (dalam riwayat lain, seorang lelaki) bertanya kepada baginda, ‘Wahai Rasulullah SAW, mahukah kami buatkan sebuah mimbar?’ Baginda menjawab, ‘Terserah kalian saja.’ Mereka pun membuatkan mimbar untuk beliau. Pada hari Jumaat berikutnya, mereka menyerahkan mimbar itu kepada baginda. Ternyata pohon kurma itu (yakni pohon yang biasa baginda menhadap ke arahnya) berteriak, tidak ubahnya teriakan seorang bayi. Kemudian Rasulullah SAW turun dan memeluknya. Pohon itu terys merengek-rengek tidak ubahnya seperti seorang bayi, baru kemudian menjadi tenang. Beliau bersabda, bahawa ia menangisi zikir yang biasa ia dengar berdekatannya.
Diriwayatkan dari Jabir (bin Abdillah) bahawa Nabi bersabda:
“Barangsiapa yang mengucapkan, ‘Subhannallah hal azhiim wa bihamdih (Maha Suci Allah Yang Maha Agung, dan segala puji bagi-Nya), pasti akan ditanamkan untuknya pohon kurma di syurga kelak.”
Diriwayatkan daripada Anas bin Malik bahawa Rasulullah SAW pernah diberi hadiah satu tandan kurma basah. Maka baginda bersabda:
“Perumpamaan kalimah yang baik (tauhid) seperti sebuah pohon yang baik dengan akar menghunjam kuat dan cabangnya menjulang ke langit. Setiap saat ia mengeluarkan makanan dengan izin Rabbnya, iaitu pohon kurma.”
Mujahid dan ‘Ikrimah, berkaitan dengan penafsiran ayat tersebut (yakni surah Ibrahim ayat 24) menjelaskan, “Yang dimaksudkan dengan pohon di situ adalah pohon kurma.” Al-Qurthubi menuturkan, “Namun ertinya juga boleh sebagai berikut, ‘Kalimah yang dimaksudkan adalah yang terdapat dalam dada seorang mukmin, iaitu iman. Kalimah itu diserupakan dengan pohon kurma, dalam proses tumbuhnya. Tingginya amalan yang muncul dari iman tersebut lalu menjulang ke langit, diserupakan dengan cabang pohon kurma. Sementara pahalanya daripada Allah diserupakan dengan buah kurma.”
Al-Qurthubi juga meriwayatkan daripada Al-Gharnawi, “Perumpamaan seorang mukmin seperti sebatang pohon kurma. Kalau dijadikan sebagai teman, nescaya bermanfaat. Kalau dijadikan sebagai teman duduk, nescaya juga akan bermanfaat. Demikian juga apabila diajak bermusyawarah, boleh memberi manfaat. Tidak ubahnya pohon kurma, segala bahagiannya dapat dimanfaatkan.”
Hajar menjelaskan, “Berkat pohon kurma itu adalah pada setiap bahagian pohon tersebut, secara konsisten sepanjang waktu. Mulai dari tumbuh pertama kali, hingga mengering. Kurma dapat dimakan dengan berbagai jenis cara. Setelah itu, setiap bahagian dari pohonnya dapat dimanfaatkan, hingga biji buahnya, untuk makanan binatang ternak. Juga sabut pohonnya, untuk membuat tali-temali dan sebagainya, sebagaimana yang sudah kita maklumi bersama. Demikian juga halnya berkat seorang muslim yang bersifat umum, dalam setiap keadaan, dan berlangsung secara terus-menerus, untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain, termasuk setelah dia meninggal dunia.”
Jadi sifat yang dimiliki oleh satu pohon kurma secara bersamaan adalah “manfaat”. Dengan demikian, pohon kurma itu bagus dan penuh berkat, dapat memberi makanan pada setiap waktu.